Selasa, 01 Juli 2014

Resum Materi Menulis Bahasa tugas Bu Diana STKIP PGRI JOMBANG


PEMBAHASAN I
MENULIS

A.    Hakikat Menulis
Pada dasarnya menulis merupakan kegiatan mengungkapkan ide, gagasan atau pikiran untuk maksud atau tujuan tertentu. Menurut Tarigan (1982 :21) mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut. Menulis merupakan representasi bagian dari kesamaan-kesamaan ekspresi bahasa.
Sedangkan hakikat menulis menurut Nurudin (2007: 4) menyebutkan bahwa menulis merupakan serangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.
Secara garis besar dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa hakikat menulis adalah serangkaian kegiatan dalam kaitan dan hubungannya dengan pengungkapan ide, gagasan atau pikiran seseorang untuk menyampaikan maksud dan tujuan tertentu dengan menggunakan lambang-lambang bunyi tertentu agar maksud atau tujuannya dapat dipahami oleh orang lain.

B.     Pengertian Menulis
Pengertian menulis dalam KBBI adalah Kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu hal yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Burhan Nurgiantoro (1988:273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif , yaitu aktivitas yang menghasilkan bahasa.
Menulis adalah suatu bentuk berfikir, tetapi justru berfikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. salah satu dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berfikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuan. Yang paling penting di antara prinsip-prinsip yang di maksudkan itu adalah penemuan ,susunan,dan gaya. Secara singkat; belajar menulis adalah belajar berfikir dalam dengan cara tertentu. D’Angelo, (1980: 5)
Berdasarkan pendapat- pendapat di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang bertujuan untuk menuangkan gagasan, pikiran maupun perasaanmelalui lambang-lambang grafik sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

C.    Unsur-unsur Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, oleh karena itu dalam pratiknya sebagai alat komunikasi maupun dalam perannya untuk mengungkapkan ide atau gagasan, menulis memiliki empat unsur yaitu sebagai berikut.
1.      Gagasan
Yang dimaksud dengan gagasan dalam hal ini adalah ide, opini, pemikiran, pengalaman, ataupun pengetahuan yang ingin diungkapkan oleh penulis.
2.      Ekspresi
Ekspresi adalah bentuk pengungkapan gagasan penulis kepada pembaca agar dapat dipahami dengan baik. Ekspresi dibedakan menjadi empat yaitu sebagai berikut.
a.       Pemaparan                   c. Penceritaan
b.      Pemerian                     d. Pembahasan
3.      Tatanan
Tatanan adalah suatu aturan atau pedoman yang biasanya dipakai oleh penulis dalam mengungkapkan suatu ide atau gagasan.
4.      Sarana
Yang dimaksud sebagai sarana yaitu alat yang digunakan penulis untuk menyampaikan gagasannya, dalam hal ini penulis harus dapat menggunakan bahasa tulis secara efisien dan efektif , yang menyangkut penggunaan kosakata, tata bahasa, serta penggunaan ejaan secara tepat.
   
D.    Asas-asas Menulis
Menurut Nurudin (2011: 39-46) mengatakan bahwa dalam kegiatan menulis seorang menulis dalam tulisannya harus memiliki asas-asas sebagai berikut.
1.      Kejelasan (clarity).
Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca. Tulisan penulis dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Tulisan tidak menimbulkan salah tafsir. Ide tidak samar-samar atau kabur.
2.      Keringkasan (consiseness).
Asas keringkasan menitik beratkan pada efisiensi dan keefektifan tulisan. Dengan demikian, bukan berarti tulisan harus pendek, melainkan tidak menggunakan bahasa yang berlebihan. Tidak berbelit-belit dalam menya-mpaikan gagasan.
3.      Ketepatan (correctness).
Asas ketepatan menitik beratkan pada kesamaan antara penulis dengan pembaca. Artinya, tidak terjadi kesalahan pahaman hingga menimbulkan kesalah artian oleh pembaca. Akibatnya, pesan penulis tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
4.      Kesatupaduan (unity).
Asas ini membahas tentang kesatupaduan gagasan dalam tiap paragraf. Dalam hal ini, ide-ide utama dapat dengan mudah ditangkap oleh pembaca dengan bantuan ide-ide penjelas.
5.      Pertautan  (coherence).
Antarbagian tulisan harus saling bertautan satu sama lain agar pembaca dapat menangkap gagasan yang disampaikan penulis.
6.      Penegasan (emphasis).
Penekanan atau penjelasan pada bagian tertentu dalam tulisan agar pemabca dapat menangkap  ide-ide besar yang dimiliki penulis, sehingga  pemabaca dapat memahami dengan baik.
PEMBAHASAN II
A.    Fungsi dan Tujuan Tulisan
v  Fungsi Tulisan
Pada prinsipnya fungsi utama suatu tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang penting dalam pendidikan, karena dapat memudahkan pelajar untuk berpikir. Menulis dapat membantu seorang siswa untuk berpikir secara kritis, merasakan dan menikmati hubungan-hubungan dalam memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi, menyusun urutan pengalaman, serta dapat membantu dalam menjelaskan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, masalah-masalah, pemgalaman-pengalaman, dan kejadian-kejadian yang hanya dalam menulis aktual (Tarigan, 2008: 22-23).
v  Tujuan Tulisan
Hugo Harting dalam Tarigan (2008: 25-26) mengatakan bahwa tujuan tulisan  adalah sebagai berikut :
1.      Assignment purpose ( tujuan penugasan)
Pada dasarnya Assigment Purpose tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis melakukan kegiatan menulis karena suatu tugas bukan karena kemauannya sendiri.
2.      Altruistic purpose (tujuan altruistik).
Tujuan altuistik dimaksudkan untuk menyanangkan para pemambaca. Membantu pembaca memahami, menghargai pikiran, perasaan, dan gagasan seorang penulis. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
3.      Persuasive purpose ( tujuan persuasif).
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diuntarkan.
4.      Informational purpose ( tujuan informasional, tujuan penerapan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan/ penerangan kepada para pembaca.
5.      Self-ekspressive purpose (tujuan penyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca
6.      Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat hubungannya dengan pernyataan diri, tetapi lebih kepada bentuk kreatif yang mengarah pada nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7.      Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ini ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. Hipple (1973: 309-311) dalam Tarigan (2008 : 25-26).


B.     Manfaat dan Nilai Menulis
v  Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi (1996: 3-4), yaitu :
1.      Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemuka sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
2.      Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
3.      Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan bebagai konsep atau ide yang kita miliki.
4.      Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5.      Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus.
6.      Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi menerima informasi.

v  Nilai Menulis
Menurut Nurudin ( 2010: 27-33) nilai menulis ada tujuh yaitu:
1.      Nilai Kecerdasan
Menurut seorang penulis terkenal dunia Stephen King, ada dua hal yang harus dilakukan penulis, yaitu; banyak membaca dan banyak menulis. Dengan melakukan dua hal tersebut, penulis akan memiliki banyak pengtahuan. Kecerdasannya akan tercemin melalui tulisan-tulisannya
2.      Nilai Kependidikan
Seorang penulis adalah sebenarnya seorang pendidik bagi pembacanya. Tulisan yang ia buat dan dibaca oleh orang lain sama dengan seorang guru yang mewariskan ilmu pengetahuan pada murid-muridnya.
3.      Nilai Kejiwaan
Nilai kejiwaan yang dimaksud adalah nilai kejiwaan yang dirasakan oleh si penulis. Apa yang ingin diungkapkan oleh penulis itulah yang berasal dari dalam diri penulis. Ada yang mendapat manfaat nilai kejiwaan dengan kepuasan batin, kegembiraan, kebanggaan diri, menambah kepercayaan diri dan sebagainya. Selain itu menulis dapat menjadi media menyalurkan beban emosi.
4.      Nilai Kemasyarakatan
Seorang penulis dengan tulisannya membarikan nilai-nilai kemasyarakatan seperti  mengingatkan tentang ketimpangan sosial yang ada di masyarakat secara langsung. Tulisan yang dibuat oleh penulis merupakan teriakan untuk masyarakat agar merubah pola pikirnya. Sehingga seorang penulis tidak hanya sekedar menulis, tetapi juga masih peduli dengan masalah-masalah yang ada pada masyarakat sekitarnya.
5.      Nilai Keuangan
Nilai keuangan dalam bidang menulis pada dasarnya merujuk pada hal ekonomi. Kerena tujuan yang diambil dalam hal menulis adalah untuk mendapatkan sebuah materi berupa uang, dan dapat digunakan dalam bidang bisnis.
6.      Nilai Kefilsafatan
Nilai kefilsafatan yang dimaksud adalah bahwa karya kita, meskipun kita sudah tidak ada di dunia ini masih bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya. Tulisan yang dihasilkan juga akan menjadi sumber inspirasi, gerakan dan aktivitas kehidupan sehari-hari.
7.      Nilai Popularitas
Bahwa menjadi penulis akan dapat membuat seseorang menjadi orang yang terkenal dimasyarakat luas. Karena semakin banyak karya tulisnya yang dimuat di media massa, maka banyak pula orang yang mengenal dirinya.
PEMBAHASAN 3
A.    Langkah-langkah Menulis
Menulis merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran atau gagasan. Dalam kegiatan menulis kita membutuhkan langkah-langkah yang tepat agar pikiran atau gagasan kita dapat tersampaikan dengan baik. Ada 3 tahap dalam menulis, yaitu:
a)      Tahap Prapenulisan
Tahap prapenulisan meliputi kegiatan-kegiatan sebelum melakakukan kegiatan menulis, kegiatan itu diantaranya sebagai berikut:
·         Pemilihan dan Penetapan Topik
Memilih dan menetapkan topik suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis.Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan.
·         Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Tujuan penulisan diartikan sebagai pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh (Akhadiah, 1998:89). Dengan menentukan tujuan penulisan, diketahui apa yang ingin dilakukan pada tahap penulisan.
·         Bahan Penulisan
Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan.Bahan tersebut berupa rincian, sejarah kasus, contoh, penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab-akibat, hasil pengujian hipotesis, angka-angka, diagram, gambar, dan sebagainya (Akhadiah, 1998:90).
·         Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka karanga dibuat untuk merencanakan kegiatan menulis, agar penyusunan ide, topik tulisan yang ingin dikembangkan menjadi tersusun secara runtut.
b)     Tahap Penulisan
Pada tahap ini, mulai dilakukan kegiatan menulis dengan mengklasifikasikan bahan-bahan sesuai dengan keperluannya. Tahap penulisan mel;iputi:
Ø  Isi Karangan
Isi karangan merupakan inti dari karangan itu sendiri. Keraf (1993:134). Isi karangan dibagi menjadi pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
Ø  Kosakta atau Pilihan Kata
Achmadi (1990:34) mendefinisikan pilihan kata adalah seleksi kata-kata untuk mengespresikan ide atau gagasan atau perasaan.Dengan memilih kata persyaratan pokokyangharus diperlukan yaitu ketepatan dan kesesuaian.
Ø  Kalimat Efektif
Penyusunan kalimat dalam suatu karangan haruslah kalimat yang efektif. Hal yang demikian dimaksudkan agar pembaca dapat nenahami isi karangan tersebut tanpa ada kesulitan atau kesalah pahaman.
Ø  Paragraf
Akhadiah (1998:33) memberikan batasan paragraf tersusun dari beberapa buah kalimat, yang berhubungan satu dengan yang lain sehingga merupakan kesatuan utuh untuk menyampaikan suatu maksud.
c)      Tahap Revisi
Tahap revisi merupakan tahap akhir penulisan. Pada tahap ini seorang penulis hanya melakukan kegiatan seperti meneliti kekurangan atau menambah tulisannya maupun memperluas tulisnnya.
B.     Proses Menulis


Proses kegiatan menulis terdi  ri atas tahapan-tahapan yang sangat bergantung pada jenis tulisan.
Ø  Secara umum, tahapan menulis terdiri atas:
  1.  perencanaan;
  2.  pembuatan draf  kasar;
  3.  penyuntingan.
Ø  Secara khusus, tahapan menulis sangat bergantung pada apa yang ditulis. Tahapan menulis opini, berbeda dengan menulis berita, biografi, dan sebagainya, misal tahapan menulis opini terdiri atas: a) penggalian ide, b) pendaftaran ide, c) pengurutan ide, d) penyusunan draf tulisan, e) perbaikan tulisan, f) pengkajian tulisan kembali, g) pengulangan proses butir jika diperlukan, h) publikasi tulisan, bergantung pada unsur 5W+1H dan pengembangannya.
  PEMBAHASAN IV
Penggolongan Tulisan
A.    Peggolongan tulisan berdasarkan bentuk
Penggolongan tulisan berdasarkan bentuk dibedakan menjadi 5, yaitu:
a.       argumentasi                d. deskripsi
b.      persuasi                      e. Narasi
c.       eksposisi
B.     Penggolongan menurut ragam
Penggolongan tulisan berdasarkan ragam dibedakan menjadi dua, yaitu: tulisan faktawi dan tulisan khayali. Tulisan faktawi memerlukan fakta-fakta yang jelas atau faktual, sedangkan tulisan khayawi tidak memerlukan fakta-fakta sebagai penguat tulisan. Nurudin (2010:52).
C.    Penggolongan tulisan berdasarkan jenis
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis merupakan pecahan dari ragam tulisan. Tulisan faktawi dibagi menjadi tulisan ilmiah dan tulisan informatif, sedangkan tulisan khayawi dibagi menjadi prosa dan puisi. Nurudin (2010:53).

D.    Penggolongan tulisan berdasarkan rumpun
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis memunculkan penggolongan tulisan berdasarkan rumpun. Penggolongan tulisan ini dipetakan sebagai berikut.
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis memunculkan penggolongan tulisan berdasarkan rumpun. Penggolongan tulisan ini sebagai berikut.
1.  tulisan ilmiah: a) tulisan kependidikan, b) tulisan penelitian.
2. tulisan informasi: a) kisah, b) laporan, c) ringkasan, d) ulasan, d) artikel.
3. prosa: a) novel, b) cerpen, c) fiksi ilmu, d) drama.
4. puisi: a) lirik, b) epik, c) dramatik.
E.     Penggolongan tulisan berdasarkan berdasarkan macam
Penggolongan tulisan berdasarkan  macam dipetakan sebagai berikut.
Penggolongan tulisan berdasarkan macam sebagai berikut.
1. tulisan ilmiah:
a. tulisan kependidikan:
1) tulisan kesarjanaan;
2) tulisan didaktik;
3)  tulisan referensi.
b. tulisan penelitian:
1) artikel jurnal ilmiah;
2) makalah seminar;
3) naskah penelitian.
Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta yang ada. Sementara itu, tulisan khayali adalah tulisan yang tidak menuntun adanya fakta-fakta layaknya ragam tulisan faktawi. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang selama ini dilakukan di kalangan ilmuwan atau sivitas akademika (tulisan kependidikan dan penelitian). Tulisan ilmiah cenderung kaku karena harus memakai format tertentu. Nurudin (2010:50-56).

PEMBAHASAN V
Bentuk-bentuk Tulisan
A.    Tulisan Argumentatif
a.       Pengertian Tulisan Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis.
Persoalan-persoalan dalam tulisan srgumentatif dibatasi oleh :
1.      Argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap atau keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan.
2.      Penulisan argumentasi harus menghindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu.
3.      Tulisan argumentasi harus mampu menghilangkan ketidak-sepakatan, karena tujuan penulisan paragraf argumentasi adalah  menghilangkan ketidaksepakatan itu.
4.      Jika ada ketidaksepakatan, penulis harus mampu menghilangkan ketidaksepakatan itu(Keraf, 2007:104).
b.      Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
1.      Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2.      Bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
3.      Dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
4.      Ditutup dengan kesimpulan.
c.       Bentuk-Bentuk Penulisan Paragraf Argumentatif.
1.      Pola sebab-akibat.
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab, lalu bergerak menuju pada akibat yang ditimbulkan dari sebab tadi. Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dll.
2.      Pola akibat-sebab
Paragraf yang diawali dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
B.     Tulisan   Persuasif
a.       Pengertian Paragraf Persuasif
Persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk me-yakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
b.      Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
1.      Ada fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2.      Bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
3.      Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.
C.    Paragraf  Naratif
a.       Pengertian Paragraf Naratif
Narasi dapat diartikan sebagai cerita. Sebuah cerita adalah sebuah penulisan yang mempunyai karakter, setting, waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi dari masalah itu (Nurudin. 2010 :71).
Paragraf naratif di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Naratif Ekspositoris (Narasi Teknis)
Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pikiran para pembaca sesudah membaca cerita tersebut ( Keraf, 2007:186).
2.      Naratif Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang bertujuan untuk mem-berikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat ter-sembunyi kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau merasakan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa tertentu..
b.      Ciri-Ciri Paragraf Naratif
1.      Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana yang diceritakan;
2.      Kejadian diurutkan sesuai urutan waktu atau urutan peristiwa;
3.      Tidak hanya terdapat pada karya fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.

D.    Paragraf  Deskriptif
a.       Pengertian Paragraf Deskriptif
Deskriptif dapat diartikan sebagai gambaran, ulasan atau rincian. Menurut Finoza dalam Nurudin (2010:60). Deskriptif adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pe-ngalaman pembaca dengan jalan melukiskan  objek yang sebenarnya.
b.      Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif
1.      Menggambarkan sesuatu secara detail;
2.      Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan indera;
3.      Membuat pembaca merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
c.       Bentuk Tulisan Paragraf Deskriptif
1.      Deskripsi Imajinatif atau Impresionis
Deskripsi Imajinatif atau Impresionis adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
2.      Deskripsi faktual atau ekspositoris
Paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan apa adanya, sehinnga pembaca dapat membayangkan objek tersebut.
E.     Paragraf  Eksposisi
a.       Pengertian Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan  (misalnya sebuah karangan) (Nurudin, 2010:67).
b.      Ciri-Ciri Paragraf Eksposisi
1.      Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2.      Bertujuan untuk menjelaskan atau menerangakan suatu hal;
3.      Bahasa tulisan disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku;
4.      Tulisan atau karangan bersifat netral  dan  tidak memihak ataupun memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.
c.       Bentuk Tulisan Paragraf eksposisi
1.      Pola pengembanga umum-khusus (Deduksi)
Pengembangan paragraf dimulai dengan kalimat yang bersifat umum kemudian dijelaskan dengan kalimat yang sifatnya lebih khusus.
2.      Pola pengembangan khusus-umum (Induksi)
Pola paragraf yang dikembangkan berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus, kemudian dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum.
3.      Pola perbandingan
Paragraf yang isinya merupakan perbandingan antara kelebihan dan kekurangan, kerugian dan keuntungan, serta kesamaan dan perbedaan.
4.      Pola analogi
Paragraf yang menunjukkan kesamaan-kesamaan dua hal yang bersamaan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kasamaan segi ataupun fungsi.
5.      Pola pertentangan atau kontras
Paragraf yang mempertentangkan gagasan lain. Kata hubung (biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu.)
6.      Pola pengembangan klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan hal-hal yang mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
7.      Pola pengembangan proses
Pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu.
8.      Pola pengembangan definisi
Paragraf yang berupa pengertian atas istilah yang terkandung menjelaskan kalimat topik agar maknanya tersampaikan kepada pembaca.
9.      Pola pengembangan contoh atau ilustrasi
Paragraf yang fungsinya memperjelas suatu uraian, khususnya uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya, umpamanya,misalnya).
10.  Pola pengembangan sebab akibat
Paragraf yang dikembangkan denga ide pokok berupa sebab dan kemudian diperinci dengan akibat-akibat sebagai kalimat penjelasnya, atau sebaliknya. Dari akibat kemudian diperinci dengan sebab-sebab.
PEMBAHASAN VI
KOHESI dan KOHERENSI
A.    Definisi kohesi dan koherensi
Menurut Gutwinsky dalam Tarigan (1987 : 97 ) Kohesi atau kepaduan wacana ialah hubungan antar kalimat di dalam sebuah wacana, baik. Sedangkan pengertian koherensi adalah pengaturan secara rap kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya menurut ( Wohl, 1978 : 25).

1.      Jenis-jenis kohesi dan koherensi
a.       Kohesi Gramatikal
Kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan dalam sistem gramatikal.
Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
1.      Pengacuan ( Refrensi )
Adalah penfokusan salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan tempatnya, dibedakan menjadi dua jenis yakni (1) endofora, acuannya berada dalam teks wacana, (2) eksofora, acuannya berada di luar teks.
2.      Subtitusi.
Adalah hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh  unsur-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi lebih bersifat hubungan kata dan makna. Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran.
3.      Elipsis
Peniaadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dari konteks bahasa atau luar bahasa.
4.      Konjungsi
Penggabungan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan paragraf.
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas :
- konjungsi adversative : tetapi, namun     - konjungsi kausal : sebab, karena
- konjungsi korelatif : entah/entah,            - konjunsi subordinatif : meskipun,
   baik/maupun                                               kalau, bahwa
- konjungsi temporal : sebelum, sesudah
b.      Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar  unsur dalam wacana secara                        semantik. Hubungan kohesi aspek lingual, antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana. Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi enam yakni :
1.      Repetisi, pengulangan satuan lingual penting untuk memberi suatu tekanan yang sesuai.
2.      Sinonim, pemberian nama lain atau hal yang sama.
3.      Antonim, nama lain untuk hal atau sesuatu yang berbada.
4.      Kolokasi, penggunaan pilihan kata yang digunakan secara berdampingan.
5.      Hiponim, makana bahasa yang dianggap sebagai bagian dari satuan lingual yang lain.
6.      Ekuivalen ( kesepadanan), hubungan kepaduan antar satuan lingual.
2.      Hubungan kohesi dan koherensi dalam pengembangan paragraf hingga membentuk sebuah wacana utuh.
Pengembangan paragraf untuk membentuk sebuah wacana utuh yang baik maka sangat diperlukan untuk memperhatikan adanya kohesi dan koherensi antar kalimat yang ada di dalam paragraf dan juga paragraf-paragraf di dalam sebuah bacaan secara keseluruhan.
PEMBAHASAN VII
A.    Pengertian Resensi
Resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.
a.      Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Resensi Informatif, yaitu resensi yang menyampaikan isi resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2.      Resensi Deskriptif, yaitu pembahasan secara detail tiap bagian atau babnya.
3.      Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu.
b.      Unsur-unsur Resensi
1.      Judul resensi
2.      Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Judul buku;                 d. Tahun terbit beserta cetakannya;
b.      Pengarang;                  e. Dimensi buku;
c.       Penerbit;                      f. Harga buku.
3.      Isi resensi buku
Berisi ulasan singkat mengenai kelemahan tau kelebihan buku.
4.      Penutup resensi buku
Berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
c.       Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1.      Tahap Persiapan
2.      Tahap Pengerjaan
B.     Catatan Kaki dan Catatan Perut
a.      Catatan Kaki
Keterangan-keterangan atas teks yang ditempatkan pada kaki halaman yang bersangkutan. Sebuah catatan kaki haruslah terdiri dari:
1.      Nomor rujukan yang ditulis ½ spasi lebih tinggi
2.Nama pengarang lengkap tidak dibalik, setelah nama diberi tanda koma (,)
3.Judul buku (digarisbawahi/dicetak miring) atau artikel (diapit tanda petik dua)
4.Tempat penerbit ditempatkan dalam tanda kurung, setelah nama kota
5.Penerbit
6.Tahun terbit
7.Halaman (biasanya disingkat hal. dan diberi tanda titik setelah angka)
Beberapa cara menulis catatan kaki, yaitu:
1.Catatan kaki dengan satu pengarang
1         Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik (Jakarta: Angkasa, 1990), hal. 18.
2.Catatan kaki dengan dua pengarang
2         Gorys Keraf dan Frans Asisi Datang, Fasih Bahasa dan Sastra Indonesia (Jakarta: Erlangga, 1986), hal. 93.
3.Catatan kaki dengan lebih dari dua pengarang
3 Kusmadi et. al., Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk Kelas 1 SMU (Jakarta: Yudhistira, 1997), hal. 132.
4.Catatan kaki yang edisi berikutnya mengalami perubahan
3         M. Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis (rev. ed.) (Yogyakarta: Karyono, 1987), hal. 87.
5.Catatan kaki dengan seorang editor
5 Mursal Esten ed., Menjelang Teori Kritik Sastra Indonesia yang Relevan (Bandung: Angkasa, 1988), hal. 94.
6.Catatan kaki terjemahan
6         Ata Kiwan, terj. S. D. Sjah (Ende: Nusa Indah, 1984), hal. 35.
7.Catatan kaki dari artikel majalah atau surat kabar
                7 A. M. Slamet Soewandi, “Bahasa Pers dan Pengaruhnya”. Kompas, 18 April 1995, hal. 4.
c. Singkatan-singkatan yang sering dipakai
1.Ibid.              2. et. seq.         3. et. seqq.       4. Op. Cit.       5. Loc. Cit.
b.      Catatan Perut
Catatan perut berfungsi untuk  menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis.  3 unsur catatan kaki:
1. Nama belakang pengarang        3. Nomor halaman
2. Tahun penerbitan
Contoh penulisan cacatan perut, misalnya : (Tarigan, 2008:71)
C.     Ikhwal Teknik Ejaan
Aturan ejaan yang tepat yang digunakan pada bahasa tulis berdasarkan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Aturan itu meliputi :
a.      Pelafalan
b.      Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan menggunakan 26 huruf di dalam abdjadnya, yaitu mulai dengan huruf /a/sampai dengan huruf /z/.
c.       Pemisah Suku Kata
Dalam pemisahan suku kata penulis harus mengikuti kaidah - kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam Ejaan yang disempurnakan seperti berikut ini  :
1.      Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, maka pemisahan dilakukan di antara kedua vokal tersebut. Contoh :permainan ® per-ma-in-an.
2.      Apabila di tengah kata terdapat dua konsonan berurutan, maka pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan tersebut. Contoh :ambil ® am-bil, undang  ® un-dang
3.      Apabila di tengah kata terdapat konsonan di antara dua vokal, maka pemisahan dilakukan sebelum konsonan. Contoh :bapak ® ba-pak.
4.      Apabila di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara konsonan pertama dan konsonan kedua.nContoh : bangkrut ® bang-krut.
5.      Imbuhan, termasuk awalan yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh :minuman ® mi-num-an.
6.      Pada akhir baris dan awal baris tidak diperkenankan ada huruf yang berdiri sendiri, baik vokal maupun konsonan.
7.      Tanda pemisah (tanda hubung) tidak diperkenankan diletakkan di bawah huruf dan juga tidak boleh berjauhan dengan huruf, tetapi diletakkan disamping kanan huruf.
D.    Kutipan dan Daftar Pustaka
a.      Kutipan
1) Pengertian Kutipan
Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. 2)
2) Jenis-jenis Kutipan
a.Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya.
b. Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
1.Kutipan pada catatan kaki
2.Kutipan atas ucapan lisan
3.Kutipan dalam kutipan
4.Kutipan langsung pada materi
b. Daftar Pustaka
1. Pengertian Daftar Pustaka
            Daftar referensi atau literatur atau sumber kain yang dijadikan penguat sebuah tulisan.
2. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka secara umum dan sederhana dimulai dengan : nama pengarang.tahun.judul buku(dicetak miring).kota terbit:penerbit buku.
PEMBAHASAN VIII
SURAT
A.    Pengertian Surat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat berarti kertas sebagai data auketerangan sesuatu yang ditulis. Sehingga surat adalah alat komunikasi yang dikirimkan seseorang atas nama pribadi maupun atas nama suatu lembaga.
B.     Jenis-Jenis Surat
Menurut Bratawidjaja (1995:6-7) menyebut bahwa jenis-jenis surat adalah sebagai berikut
a.       Menurut isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga macam:
1)      Surat resmi atau dinas pemerintah,                 3) Surat pribadi.
2)      Surat niaga,
b.      Menurut maksud dan tujuannya, surat digolongkan atas:
1)      Surat pemberitahuan                           7) Surat keputusan
2)      Surat perintah                                      8) Surat permintaan dan surat permohonan
3)      Surat peringatan                                  9) Surat panggilan
4)      Surat penawaran                                 10) Surat perjanjian
5)      Surat pesanan                                      11) Surat laporan
6)      Surat pengantar                       12) Surat lamaran kerja, dan sebagainya
c.       Menurut wujudnya, surat dibedakan atas:
1)      Kartu pos                    4) Warkat pos
2)      Surat bersampul          5) Telegram
3)      Teleks                          6) faksimil
d.      Menurut sasarannya, surat terbagi atas:
1)      Surat biasa       2) Surat edaran            3) Surat pengumuman
e.       Menurut jaminan dan keamanan isinya, surat digolongkan atas empat macam, yaitu:Surat sangat rahasia, Surat rahasia, Surat konfidesil (terbatas), dan Surat biasa
f.       Menurut urgensinya, surat dibedakan atas: biasa, penting, dan sangat rahasia
g.      Menurut cara penyampaiannya, surat digolongkan atas: biasa, kilat, dan kilat khusus
PEMBAHASAN IX
A.    Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan.
Macam-Macam Proposal
Macam-macam Proposal ada 3:
1.      Proposal Kegiatan
Proposal yang dibuat untuk mengajukan sebuah kegiatan.
2.      Proposal Proyek
Proposal yang dibuat ketika akan mengadakan proyek pembanguan fasilitas atupun tempat umum.
3.      Proposal Penelitian
Proposal yang dibuat untuk mengadakan sebuah penelitian. Baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Ø  Sistematika proposal penelitian kuantitatif
a.       Pendahuluan
1.      Latar belakang
2.      Identifikasi masalah
3.      Batasan masalah
4.      Rumusan masalah
5.      Tujuan penelitian
6.      Kegunaan hasil penelitian
b.      Landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis
1.      Deskripsi teori
2.      Kerangka berfikir
3.      hipotesis
c.       Prosedur penelitian
1.      Metode
2.      Populasi dan sampel
3.      Instrumen penelitian
4.      Teknik pengumpulan data
5.      Teknik analisis data
d.      Organisasi dan jadwal penelitian
1.      Oeganisasi penelitian
2.      Jadwal penelitian
e.       Biaya yang diperlukan

Ø  Sistematika proposal penelitian kualitatif
a.       Pendahuluan
1.      Latar belakang
2.      Fokus penelitian
3.      Rumusan masalah
4.      Tujuan penelitian
5.      Manfaat penelitian
b.      Kajian teori
c.       Prosedur penelitian
1.      Metode, dan alasan menggunakan metode
2.      Tempat penelitian
3.      Instrumen penelitian
4.      Sampel sumber data
5.      Teknik pengumpulan data
6.      Teknik analisis data
7.      Rencana pengujian keabsahan data
d.      Organisasi dan jadwal penelitian
1.      Organisasi penelitian
2.      Jadwal penelitian
e.       Biaya yang diperlukan
v  Menurut jenisnya proposal dibagi menjadi 3 yaitu:
a.       Formal
b.      Semiformal
c.       Nonformal
Ciri-ciri Proposal:
a.       Proposal meringkas kegiatan yang akan dilakukan
b.      Sebagai pemberitau pertama suatu kegiatan
c.       Berisikan tujuan – tujuan, latar belakang acara
d.      Pastinya proposal itu berupa lembaran – lembaran pemberitahuan yang telah dijilit yang nantinya diserakan kepada pihak yang bersangkutan

Fungsi Proposal
Proposal memiliki fungsi yang sangat penting bagi perseorangan atau lembaga yang akan melakukan usaha, program, atau kegiatan. Fungsi dari proposal adalah sebagai berikut:
1.       Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
  1. Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
  2. Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
  3. Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
  4. Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.

PEMBAHASAN X
KARYA ILMIAH
Pengertian Karya Ilmiah
            Brotowijojo (1985) dalam buku  Maimunah mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah karya tulis yang di dalamnya menyajikan fakta yang disusun berdasarkan metodologi penulisan baik dan benar.
B. Ruang Lingkup Karya Ilmiah
1. Penelitian
            Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang di lakukan menurut metode ilmiah yang sitematis untuk menemukan informasi ilmiah  dan teknologi yang baru.Tulisan ilmiah dibuat berdasarkan hasil dari suatu penelitian dengan menggunakan metode agar data yang digunakan sebagai bahan tulisan ilmiah merupakan data yang akurat.
2. Pengembangan
Pengemangan dari hasil penelitian hingga menjadi suatu karya ilmiah.
C. Kaidah Tulisan Ilmiah    
1. Sistematis     
            Artinya,penulisan karya ilmiah harus di tulis secara sistematis. Sesuai dengan aturan penulisan karya ilmiah. Bahasa yang digunakan harus bahasa yang efektif, baku dan tidak berbelit belit. .
2. Logis       
Tulisan ilmiah haruslah tulisan yang masuk akal berdasarkan dengan data dan fakta-fakta yang akurat.
3. Cermat     
            Maksudnya adalah tulisan tidak di tulis dengan sembarangan.Ada aturan ketat yang harus di patuhi..
 4. Bahasa baku dan istilah yang konsisten
            Bahasa baku adalah bahasa yang selama ini di ketahui masyarakat umum dan sudah menjadi bahasa nasional.
 D. Macam-Macam Karya Ilmiah
1. Makalah
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah yang memuat topik atau masalah tertentu dan disusun secara sistematis.
2. Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah adalah karya tulis yang di rancang untuk di muat dalam jurnal atau buku kumpuln artikel yang di tulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah di sepakati atau di tetapkan
3. Proposal Penelitian                                                                  
Proposal penelitian di ajukan sebelum penyusunan skripsi,tesis,maupun disertasi.
4. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang di peroleh dari suatu kegiatan penelitian.
5. Laporan Akhir
            Sebuah tulisan ilmiah yang ditujukan untuk melaposkan hasil kegiatan atau merupakan rekap dari data-data tertentu.
6. Skripsi (S-1)
            Skripsi biasanya di buat oleh mereka yang akan lulus dari program sarjana (S-1).Kalau membicarakan aspek kajian pustaka,skripsi hanya menuntut menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang di lakukan dengan penelitian lain dengan topik yang sama.Dalam tinjauan pustaka peneliti berusaha untuk mengeksplorasi penelitian sejenis yang bisa di jadikan acuan dalam penelitian.Acuan pustaka biasanya adalah  sumber primer (wawancara langsung,observasi,angket) dan sekunder ( dokumentasi dan sumber pustaka lain yang di kutip)
7. Tesis (S-2)      
            Tesis yang biasanya di peruntukkan bagi mereka yang akan mencapai gelar master jenjangnya lebih tinggi dari skripsi.Dalam tesis di tuntut untuk bisa memberikan sumbangan dalam ilmu pengetahuan.Sumbangan di sini tidak harus asli,maksudnya,sumbangan itu berasal dari penelahan baru atas olahan atau penemuan lama.Sumbangan bisa berupa diskusi teori yang perlu di kembangkan lebih lanjut dari tesis yang di hasilkan.
9. Karya Imiah Di publikasikan 
            Karya ilmiah di duplikasikan,berupa informasi ilmiah yang di terbitkan dan di sebar luaskan kepada masyarakat.Karya ilmiah sejenis ini biasanya berasal dari penelitian,misalnya skripsi,tesis,dan disertasi.Di beberapa lembaga atau perguruan tinggi ada beberapa jurnal yang di terbitkan dan biasanya berasa dari ringkasan hasil penelitian.Ini menjadi target perguruan tinggi,sebab tulisan ilmiah hasil penelitian mempunyai bobot nilai tinggi dalam usaha mendapatkan akreditasi jurnal dari Direktur Jenderal  Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Meskipun begitu,sebenarnya ada juga karya ilmiah di publikasikan yang idak berasal dari hasil peneliian.
F. Ciri-Ciri Tulisan Ilmiah
            Ada banyak ciri tulisan ilmiah yang di kemukakan para penulis.W.Paul Jones pernah mengungkapkan beberapa ciri tulisan ilmiah antara lain :
ü  Menyajikan fakta
ü  Cermat dan jujur ( accurate and truthful )
ü  Tidak memihak ( disinterested )
ü  Sistematis
ü  Tidak bersifat baru ( not emotive )
ü  Mengesampingkan pendapat yang tidak berdasar (unsupported opinion )
ü  Sungguh-sungguh
ü  Tidak bercorak debat ( not argumentative )
ü  Tidak bernada membujuk ( not directly persuasive )
ü  Tidak berlebih-lebihan
G. Asas Menulis Karya Ilmiah  
Kita perlu mengetahui asas menulis karya ilmiah yang jelas.Robert Gunning (Widyamartaya dan Sudiati,1997) dalam bukunya Principles of Clear Writing,Clear News Writing,The Technique of Clear Writing pernah membuat kriteria sebagai berikut :
1. Keep Sentences Short ( gunakan kalimat pendek )
2. Prefer The Simple to The Complex ( pilih sederhana dari pada rumit )
3. Prefer The  Familiar Word ( pilih kata umum yang di kenal )
4. Avoid Unnecessary Words ( hindari kata yang tidak perlu )
5. Put Action in Your Verbs ( beri tindakan dalam kata kerja anda )
6. Write Like You Talk ( menulislah seperti anda bercakap-cakap )
7. Use Terms Your Reader Can Picture ( pakailah istilah yang pembaca dapat menggambarkanya )
8. Tie in With Your Reader’s Experience ( kaitkan dengan pengalaman pembaca )
9. Make Full Use of Variety ( manfaatkan epenuhnya keanekaragaman )
10. Write to Express not Impress (menulis untuk mengungkapkan,bukan untuk mengesankan)
H. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Menurut Bahdin Nur Tanjung ( 2005 : 7-9 ),yaitu
·         Penulis harus jujur menyebutkan pikiran yang di ambildari sumber lain.
·         Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri tindak kecurangan yang lazim di sebut plagiat.
·         Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen,bagan,gambar,dan tabel),penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut.
·         Nama sumber data atau informan,terutama dalam penelitian kualitatif,tidak boleh di cantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan.  
I. Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah  
            Menulis sebuah artikel ilmiah,menurut Suparno ada lima langkah umum yang di penuhi,antara lain :
1. Pengembangan Gagasan
2. Perencanaan Penulisan Naskah
            Menurut Suparno,perencanaan penulisan naskah itu meliputi perencanaan gagasan,perencanaan format dan teknik penulisan,dan perencanaan bahasa.Perancanaan ini tidak memasuki aspek ejaan dan tanda baca karena aturan ejaan dan tanda baca itu sudah di formatkan sebagai ketentuan yang tidak memungkinkan adanya kreativitas penulis dan preferensi.
a. Perencanaan Isi Artikel
            Perencanaan gagasan artikel di realisasikan dalam pengembangan butir-butir gagasan artikel (Suparno,2000:40).Perencanaan gagasan artikel di lakukan pada tiga tingkat,yakni tingkat gagasan artikel,tingkat gagasan bagian artikel,dan tingkat gagasan paragrafdalam artikel.Pada tingkat gagasan artikel,perencanaan di lakukan dengan menjabarkan gagasan utuh.Pada tingkat gagasan bagian artikel,perencanaan dilakukan dengan menjabarkan gagasan. Pada tingkat gagasan paragraf,perencanaan di lakukan dengan menjabarkan gagasan paragraf dan menuangkan hasilnya
b. Perencanaan Format Dan Teknik Penulisan
            Perencanaan direalisasikan dalam penentuan umum format dan teknik penulisan yang akan di gunakan dalam penulisan naskah.
 c. Perencanaan Bahasa
            Perencanaan bahasa penulisan naskah di wujudkan dalam pemilihan ragam bahasa yang akan di gunakan dalam naskah.
3. Pengembangan Paragraf
            Paragraf pada hakikatnya adalah satuan bentuk pengungkap satu gagasan dasar dan satuan bentuk pengungkap yang berstruktur dalam karya tulis.Paragraf berisi satuan pikiran yang tertuang dalam sejumlah kalimat untuk mengungkapkan satu gagasan dasar.